MENULIS DIKALA SAKIT
Hari : Senin, 15 November 2021
Narasumber : Suharto, S. Ag., M. Pd
Moderator :Hasima Abdi Putri
Tema : Menulis Dikala Sakit
Pertemuan
ke 19 Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 21 &22
Ketika seorang penulis hanya menunggu, maka sebenarnya ia
belum menjadi dirinya sendiri".(Stephen King)
"Kita tidak harus menunggu
datangnya inspirasi itu, kita sendirilah yang menciptakannya" (Stephen
King)
Selayang pandang narasumber
Nama: Suharto (Cing Ato/Cing Ato)
Asal. : Jakarta (
Betawi)
Tugas: MTsN 5 Jakarta
Guru. : Fikih
Menulis
A. Belajar Menulis
1.
Pelatihan menulis
bersama KSGN Akhir Desember 2016 di Wisma UNJ Jakarta, selama 3
hari 2 malam.
2.
Pelatihan menulis
MWC Media Guru di Cipanas Akhir Desember
2017, selama 3 har i 2 malam
3. Pelatihan
menulis 2017 bersama Om Jay di acara public speaking di Jakarta
4. Pelatihan
menulis 2020 bersama Om Jay angkatan ke 8. ( Dalam kondisi sakit)
5. Pelatihan
Desain cover buku dengan pak Ajhinata (2021)
Narasumber
- Narasumber pelatihan menulis KSGN PGRI 2021 Gelombang 17
- Narasumber pelatihan menulis KSGN PGRI 2021 Gelombang 19
B. Menulis Buku
1. Buku
ontologi
1) Bukan
Guru Biasa (2016)
2) Guru
Inspiratif (2020)
2. Buku Solo
1)
Mengejar Azan (2018)
2) GBS
Menyerangku (2020)
3)
Menjadi Pribadi Unggul (2020)
4)
Kompilasi Kisah Inspiratif (2021)
5)
Belajar Tak Bertepi (2021)
6) Aisyeh
Menunggu Cinta (2021)
7)
Menepis Kesulitan Menulis (2021)
3. Masih Dalam proses
1)
Kado Spesial Sang
Bintang ( tinggal menunggu kisah inspiratif dari murid-murid Yang sukses tembus kuliah keluar negeri
Jepang, Turki, Mesir, Yaman, Thailand, dan lainnya)
2)
Lentera Ramadan (
tinggal disempurnakan sedikit insyaallah, sebelum Ramadan sudah terbit.
3) Cing
Ato Berpantun
4) Cing
Ato Berpuisi
5)
Menulis di Kala Sakit
6)
Belajar Fikih ( buku mata pelajaran)
4. Masih
Dalam ide
1) Menyongsong
Pendidikan Abad 21
2)
Menjadi Guru yang dirindukan
3)
Mengubah PTK menjadi Buku
4)
Mengubah Tesis Menjadi buku
5) dll
Medsos
1. Instragram ( @Suharto. cingato.cing)
2.
Facebook. ( @ Suharto.cingato.cing)
3. Blog (Suharto13bolgspot.com)
(Suharto69blogspot.com)
4. Aktif di
website YPTD
Motto Hidup
"Belajar, belajar, dan belajar
Materi yang akan disampaikan oleh
narasumber pada malam ini tentang bertema Menulis Dikala sakit.
1.
Menulis dalam
keterbatasan bisa klihk ling di bawah ini!
https://ww.youtube.com/watch?v=tVSJLPutgtU
2.
Guru Inspiratif –
Kesempatan Kedua Mengubhku I sutrisno Muslimin Podcast
https://www.youtube.com/watch?v=fjpPK_w0Bew
Awal Menulis
Sudah lama saya
ingin menulis. Saya sudah berusaha membeli buku tentang tulis-menulis.
Saya juga pernah ikut acara jurnalis. Tapi tetap saja tidak bisa menulis. Pernah saya di undang untuk menulis, tapi
katanya hasilnya masih kaku dan kering.
Terus terang saya tidak bisa merangkai kata menjadi
sebuah kalimat. apalagi kalimat yang indah bertabur diksi yang penuh hikmat. Tapi
saya tidak putus asa,
ketika lagi bumingnya literasi di sekolah atau madrasa saya
memcoba untuk bisa.
Saya perhatikan peserta didik hanya dipinta membaca buku
pada setiap hari Selasa. Kebetulan saya suka bawa buku, hingga membaca sudah
terbiasa. Di samping membaca beberapa peserta didik dilibatkan dalam
tulis-menulis. Sehingga jadilah buku antologi sebagai wujud literasi menulis. Dari sinilah saya tertarik untuk menulis. Saya mencoba mencari wadah pelatihan menulis.
Saya buka Facebook, saya dapati ada pelatihan menulis
KSGN di wisma UNJ. Di sinilah saya kenal dengan pak Namin, Om Jay, Om Dedi, dan
lainnya hingga saya sering ikut kegiatan beliau dalam menulis. Dari sini saya
sedikit banyak mengetahui cara menulis, terutama apa yang disampaikan oleh Om
Jay." Tulis apa yang ada disekitar kita, tulis yang sederhana dahulu,
tulis yang kamu bisa dan kuasai, serta mulailah menulis apa yang kamu alami dan
rasakan" itulah sepenggal kalimat yang saya pahami sampai sekarang.
Ada kalimat inspiratif yang menjadi kartu nama
beliau"Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi" yang
memotivasi saya untuk selalu menulis. kemudian saya buat
turunannya"Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi". Dari
sini saya punya buku antologi pertama " Bukan Guru Biasa" 2016
Saya pun berguru lagi
dengan group Media Guru, dari sana saya menerbitkan buku perdana
solo"Mengejar Azan" buku cerita tentang perjalanan menuntut ilmu. Dasar
ilmunya dari Om Jay lalu dipoles oleh media guru
Kebahagiaan tak terkira
pada saat itu, mempunyai kebanggaan tersendiri mempunyai karya sendiri.
Sehingga karya perdana itu saya abadikan dengan minta bantuan pelukis untuk melukisnya.
Namun, untung tak dapat diraih, Malang tak dapat ditolak. Tetiba badai tornado
menghantam dengan dahsyatnya.
Tubuh ini yang tadinya
tinggi, gagah, ganteng dengan sekejap mata lumpuh total tak berdaya, hanya
menyisakan mata, telinga, dan otak. Bahkan napas pun tidak bisa. Jika tidak
cepat ditangani. Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un 😭😭😭😭😭
1,5 bulan di ruang ICU,
3 bulan di ruang HCU, 2 Minggu di ruang inap biasa. Pulang dalam kondisi
lumpuh. Satu tahun badan tak bergerak, setelah satu tahun mulai ada gerakan
tangan, butuh enam bulan tangan kiri bisa memegang wajah, lalu disusul tangan
kanan. Jari tangan masih kaku dan tidak bisa menggenggam, untuk menekan remot
saja tidak mampu.1.5 tahun hanya berbaring dan terkadang suntuk menghampiri.1.5
tahun putus dengan dunia luar, tidak tahu perkembangan dunia luar seperti apa.
Oh my God....😭😭😭😭😭
Menulis
Dikala Sakit
Suatu
hari handphone istri tertinggal dan berdering. Saya coba minta asisten rumah
tangga untuk mengambilnya dan meletakkan di atas dada saya. Saya coba untuk
menyentuh, Alhamdulillah, bisa terbuka. Dalam hati kecil berkata ke mana ya,
handphone milik saya, sudah 1,5 tahun lepas dari saya.
Ketika istri pulang dari sekolah, saya pinta
HP saya dan sekaligus minta dibelikan kartu baru. Karena yang lama mati. Tak
pikir panjang istri mencari HP dan membelikan kartu baru.
Terasa
hidup kembali.
Saya berusaha menggunakan HP walau tidak bisa
menggenggam, cukup beli alat HP lalu disangkutkan pada jari jempol tangan kiri
dan menulis menggunakan jari tengah. Bagus jari manis dan kelingking tertekuk
hingga tidak menghalanginya untuk menulis. Karena jari tengah yang terpanjang,
maka saya gunakan untuk mengetik.
Ternyata semua yang terjadi ada hikmahnya. maka itu, saya syukuri saja.
Mulailah
melacak akun Facebook saya, cukup makan waktu 3 hari baru bisa terlacak.
Alhamdulillah, sejak itu saya memposting kondisi saya, hingga banyak simpati
dan empati berdatangan. Dalam hati kenapa saya tidak menulis sesuatu yang
bermanfaat untuk orang banyak. Akhirnya saya menulis apa yang pernah saya baca,
lihat, dan saya dengar. Karena saya senang dengan motivasi, maka saya hampir
setiap hari menulis artikel sederhana tentang motivasi hidup. Di samping juga
menulis tentang apa yang sedang terjadi pada diri saya.
Saking
asyiknya menulis hingga lupa bahwa diri ini sedang sakit tahunan, tetiba secara
perlahan, tapi pasti ada progres yang menggembirakan, tubuh ini mulai bergerak
satu persatu. Allahu Akbar.....
Banyak
respon positif berdatangan, hingga banyak yang membaca bahkan selalu menunggu
tulisan berikutnya. Saya pun tambah semangat. Sehingga tidak tidur sebelum
ketemu bahan untuk ditulis besok. Setiap habis salat subuh hingga jam 7 saya
menulis. Menulis sambil rebahan di atas kasur. Setelah saya bisa duduk baru
saya menulis di atas roda. Saya menulis di mana saja. Terkadang di atas kasur,
di luar rumah ketika menjemur badan, di mobil sambil menikmati macatnya arus
lalulintas, di rumah sakit sambil nunggu panggilan dokter. Ya, pokoknya di mana
saja ada di situlah saya menulis. Bahkan ketika sedang terapi pun saya suka
menulis.
Drumah sakit sambil
menunggu panggilan, Sambil terapi
Di tengah perjalanan
ada sahabat (Om Jay) yang saya kenal menghubungi saya. Lewat WhatsApp dan
vicol. Beliau mengajak saya untuk ikut pelatihan menulis. Walau dalam serba
keterbatasan dan leher masih memakai alat trakeastomi dan hidung masih memakai
NGT untuk selang makan. Saya menyatakan ikut. Kalau lelah dan pusing saya tidak
ikut, tapi materinya saya simpan diaplikasi catatan.
Aplikasi catatan yang
ada di HP itu tempat saya menulis setelah itu baru saya share ke blog dan
Facebook. Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi.
Turunan kalimat dari Om
Jay ini mujarab.
Kalimat ini sebagai
penyemangat saya, sekaligus saya pun ingin membangkitkan dan mengajak teman
untuk menulis. Walau terkadang dinyinyir saya tetap maju pantang surut ke
belakang. Karena saya ingat pesan Om Dedi"Ingat apa yang menurut kita
bagus belum tentu orang lain menerima" artinya terus berjuang.
Apa yang terjadi bapak
dan ibu guru yang super. Akhirnya teman saya satu persatu mengikuti saya dan
mereka sudah mempunyai karya, bahkan murid saya pun mengikuti dan sudah
menghasilkan karya. Begitu juga teman-teman di medsos, mereka menulis karena
terinspirasi dari saya. Eh, jadi haru....😭😭😭😭
Tadi jam 13.20 saya
serahkan 12 buku dg 6 judul.. sengaja saya berikan ketika rapat, agar
teman-teman termotivasi dan keluar dari zona nyaman. Foto saya di share ke
Kanwil kemenag Jakarta. Dan di respon oleh kasih dan beliau ingin mengadakan
wawancara untuk persiapan tgl 26 November hari guru. Benar kata om Jay.
Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi 👍👍👍👍👍
super sekali om Jay 👍👍👍👍
Alhamdulillah, digelombang ini ada sahabat
kuliah saya yang mengikuti pelatihan ini. Beliau sering minta pendapat saya dan
minta dikoreksi. Saya pesan jangan hanya menulis resume, coba tulis yang lain.
Eeeeh, tulisannya semakin gurih, renyah dengan diksi-diksi keren.... saya saja
belum bisa seperti itu..... Dari sinilah lahir buku demi buku secara estapet.
Sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya. Kemustahilan versus realita berwujud
keniscayaan. Kalau kita ingin belajar, belajar, dan belajar pasti kita bisa. Lelah
pasti ada apalagi dalam kondisi serba keterbatasan, memegang buku saja saya
susah, begitu juga membuka buku. Dengan bantuan istri, anak, dan asisten rumah
tangga, saya bisa membaca buku untuk memperkaya tulisan saya. Ya, menulis itu
identik dengan membaca. Jangan berpikir menjadi penulis kalau malas baca. Kemudian
saya memcoba untuk membuka laptop walau berat jari ini untuk menekan hurup dan
angka, tapi saya paksakan hingga tanpa sadar sebagai media terapi saya jari
akhirnya kuat menekan hurup-hurup. Saya pindahkan tulisan yang ada di blog dan
Facebook ke laptop. Saya kelompokkan sesuai tema yang saya inginkan. Lalu saya
edit hingga menjadi sebuah buku. Untuk mempertajam tulisan saya berguru dengan
pak Akbar zaenudin penulis buku best seller Man Jadda wa Wajada. Jadilah sebuah
buku motivasi.
Inilah karya tulis
sederhana saya.
Sebelum sakit
1.
Mengejar Azan (2018)
Setelah sakit
2.
GBS Menyerangku (2020)
3.
Menuju Pribadi Unggul (2020)
4.
Belajar Tak Bertepi (2021)
5.
Kisah inspiratif Seni Mendidik Diri (2021)
6.Aisyeh
Menunggu Cinte (2021)
7.
Menepis Kesulitan Belajar (2021)
Masih dalam proses
1.
Kado Spesial Sang Bintang
2.
Lentera Ramadan
3.
Cing Ato Berpantun
4.
Cing Ato Berpuisi
5.
Menulis di Kala Sakit
Masih dalam ide
1.
Menyongsong pendidikan abad 21
2.
Guru Berkharisma
3.
Belajar Fikih ( buku pelajaran)
4.
Dll.....
Saya
pun mulai belajar menulis puisi, pantun, dan cara membuat cover. Insyaallah,
saya akan pelajari bagaimana cara layout buku.
Pada saatnya nanti saya
bisa menulis, membuat cover, membuat layout sendiri, dan terakhir jadi penerbit
mayor😀
Menulis
saja terus, biarkan orang lain yang menilainya.
Ternyata menulis dikala
sakit, banyak yang merespon. Banyak teman guru baik di dunia nyata maupun Maya.
Melontarkan kalimat-kalimat sanjungan." Bapak merupakan motivator
saya" " bapak guru inspiratif" " saya malu pada diri saya bapak
yang sakit saja bisa berkarya, sementara saya tidak". Itulah di antara
kalimat yang terlontar dari para sahabat.
Kedatangan yuotuber
Bukan saja mendapat
sanjungan dari para sahabat medsos. Ternyata para yuotuber pun sampai datang
berkunjung ke rumah dan berjumpa dengan saya. Mereka melabelkan saya sebagai
guru motivator yang inspiratif.
MENGGETARKAN. Terkena Penyakit GBS.
Lumpuh Seluruh Tubuh. Menulis Jadi Terapi Kesembuhan.
https://www.youtube.com/watch?v=qhzk01Z7y4w
Menjadi
Narasumber
Saya tidak menyangka
ada orang ngelirik saya untuk diminta menjadi narasumber. Walau dahulu
terbersit dalam hati, suatu saat saya akan menjadi narasumber.
Pertama datang dari sahabat
saya, dia meminta untuk mengesi pada acara motivasi di grup guru ,tapi saya
tolak karena saya masih terbatas bicara. Selanjutnya beliau belum mengabarkan
lagi. Walau belum terlaksana, setidaknya memberi motivasi kepada saya. Ternyata
ada juga yang melirik.😀😀😀😀😀
Kedua, datang dari Om
Jay. Saya liat nama saya ada urutan daftar narasumber, tapi terutulis Cang Ato
bukan Suharto. Akhirnya saya cuekin saja. Eh, sudah mendekati waktunya baru
saya dihubungi oleh bunda Aam Nurhasanah. Tanpa pikir panjang saya sanggupin
saja. Jadilah saya mengisi pada pelatihan menulis gelombang 17. Eh, ternyata
dipanggil lagi pada gelombang 18 ini.
Eh, dipanggil lagi pada
gelombang 21 dan 22 ini.
Saya tidak tahu kalau
pada gelombang ini jadi Narsum 😀😀😀
Ada juga tawaran dari
komunitas menulis dari tanah rantau saya tolak karena pelatihan menggunakan
zoom, sementara suara saya belum jelas. Maka itu, saya sedang latihan bicara.
Itulah hasilnya video yang di atas
Sahabat-sahabat superku
Ayo......
Jangan takut untuk
menulis,
Jangan menunggu pintar
baru menulis, menulis saja dahulu nanti pasti pintar.
Awali menulis yang sederhana,
yang kita bisa dan yang kita kuasai.
Mulailah menulis dengan
apa yang kita alami dan rasakan, itu lebih mudah.
Untuk memperkaya
tulisan kita, silahkan baca tulisan-tulisan karya orang lain.
Dan jangan lupa membeli
karya teman 😀😀😀promosi.
Diskusi
Ø 1.
Cing, apa motivasi terkuat Cing Ato untuk menulis saat itu.
Karena saat sakit tentu
perasaan depresi yang banyak melingkupi kita
Bagaimana caranya
memompa semangat ketika cing Ato down atau merasa kesakitan.
(Saya malu dengan diri
ini. Sehat tapi malas menulis 😭😭😭 seolah saya
dicambuk dengan cerita cing)
2. Bagaimana sekarang
kondisi kesehatan Cing Ato
Saya doakan Cing Ato
semoga selalu sehat. Dan selalu memotivasi dan mberi manfaat untuk sesama.
Jawaban;
(a) Ketika
saya sehat saya sering ceramah dan khutbah baik di madrasah atau di masyarakat.
Maka, ketika sakit saya berpikir apa ya kira-kira yang bisa saya lakukan dan
ada manfaatnya untuk orang banyak. Akhirnya, saya menulis tentang karakter
manusia. Maka, tulisan saya isinya motivasi bagaimana menjalankan hidup
semestinya.
(b) Setidaknya
jika saya menulis tentang kebaikan, pasti Allah pun tidak tinggal diam.
(c) Agar
tulisan-tulisan saya bisa dinikmati oleh keturunan saya, setidaknya bisa
memotivasi generasi selanjutnya.
Ø
Satu lagi pertanyaannya cing ato, di
awal cing ato bilang menulis di blog dan Facebook, adakah kekhawatiran cing ato
Kalau tulisan itu akan dicuri oleh orang lain?
(a) Saya
sakit GBS kelumpuhan syaraf. Seluruh
syaraf saya tidak berpungsi. Sampai nafas pun tidak bisa.
(b) Saya
berkaca pada para ulama. Adakah mereka hawatir tulisannya dicuri orang. Justru
dia bahagia tulisannya bisa sampai ke orang banyak.
(c) Nulis
itu niatkan lillah... dan semua milik Allah.
(d) Saya
tidak khawatir... karena tujuan saya menebarkan kebaikan....
(e) Apalagi
kata-kata yang saya susun juga dari orang lain.
Ø
Bagaimanakah caranya agar kita bisa
membuat judul yang sesuai dengan tulisan kita..terkadang saat membuat tulisan
sya sering kali merasa kl judul yg saya buat itu kurang mengena pada tulisan
yang saya buat..mkc seblumnya..
Jawabn;
Pertama ketika saya
membuat judul buku pertama saya pelajari buku om Jay. Ternyata om Jay membuat
judul di cover buku diambil dari judul-judul pada daftar isi. Tentunya diambil
yang menurutnya bagus di antara judul-judul yang ada. Kedua, lihat isi tulisan
kita temannya apa dan yang di bahas apa. Kalau tema tulisan tentang guru dengan
segala kondisinya. Pasti kita buat judul yang ada kaitannya dengan tulisan.
Contoh, sekarang saya sedang menulis buku 8 Kado
Spesial Sang Bintang. Tema sentralnya tentang bagaimana menjadi sang bintang,
tentunya bagaimana cara belajar sang bintang, kenapa harus menjadi sang
bintang, terus kisah-kisah sukses sang bintang. Usahakan judul cover singkat,
menarik, dan syarat makna. Begitu kira-kira dari saya
Ø
bagaimana caranya agar tetap eksis
menulis dan semangat menulis setiap hari?
Jawaban;
Saya juga menulis
dengan HP. Saya menulis di aplikasi catatan.
Semua kembali kepada
diri masing-masing. Sekarang kita lihat kepada diri kita, niat kita menulis
untuk apa? Tentunya banyak alasan, dan hal ini pasti sudah dikupas oleh
narasumber sebelumnya.
Saya itu setiap hari
menulis walaupun pendek. Terkadang menulis artikel, puisi, pantun, terkadang
saya selingi belajar yang lain.
Jadi bunda
keistiqomahan menulis tergantung diri kita.
Sebaiknya menulis yang
ada manfaatnya untuk diri maupun orang banyak.
Begitu bunda, maaf jika
tidak memuaska.
Ø
Gimana Cing Ato mampu memompa semangat
sampai bisa menghasilkan banyak karya?
Jawaban;
Bunda setiap kita punya
genre masing-masing. Tulis saja dahulu yang kita bisa dan kuasai. Itu saja
dahulu. Saya terus terang saja dahulu menyusun kalimat saja tidak bisa. Maka
itu, saya awali menulis dengan menulis apa yang pernah dialami. Itu lebih
mudah. Tujuan salah pertama belajar menulis dengan bahasa yang saya bisa. Nanti
jika tulisan kita sudah bagus baru masuk ke tahap berikutnya.
Ya, memang terkadang
kita ciut duluan sebelum berbuat. Banyak itu saya temui di antara teman. Saya
kasih masukan sekarang malah tulisan beliau lebih bagus..
Bersyukur kita punya
prof Eko yg peduli dengan guru.... tentunya kalau ingin berkolaborasi dengan
beliau ya, kita sudah siap lahir batin. Jangan setengah-setengah....
Jadi bunda kasih waktu
untuk menulis, jangan nunggu waktu kosong baru menulis.
Semua orang juga sibuk,
tapi mereka yang sukses mereka yang pandai membagi waktu dan menggunakan dg
sebaik-baiknya
Ø
Bagaimanakah cara memunculkan ide-ide
menulis dalam diri sendiri
Jawaban;
sebenarnya sumber ide
banyak sekali dan berserakan disekitar kita. Tinggal kita mau nulis apa.
Misal, kita ingin
menulis tentang manfaat dari perabot dapur. Nah, kita tinggal observasi ke
dapur lalu ada benda apa saja. Tulis dah tuh satu-satu. Apa itu sendok, dari
apa dibuatnya, bagaimana cara menggunakannya, dan bagaimana cara membuatnya.